Gua Dusun Krajan Desa Jadi, Semanding Tuban

Penemuan Gua di Tuban, 2 Agustus 2018. Sudah merupakan temuan yang ke sekian kalinya. Sebuah goa di bawah tanah kembali ditemukan di areal tambang batu kapur milik salah satu warga yang berada di Dusun Krajan Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Gua tersebut pertama kali ditemukan seorang pekerja tambang. Yang menggergaji batu kumbung (kapur) bersama rekan kerjanya, tiba-tiba batu yang digergaji jatuh ke bawah dan terlihat lubang berisi air.

"Setelah cek di goa tersebut berisi air penuh.
Sementara itu, Chief Instruktur Speleologi Indonesia, Nafik mengatakan, goa baru yang ditemukan ini memiliki aliran sungai bawah tanah yang belum diketahui ujungnya. 

"Hari ini kita lakukan observasi penemuan gua baru yang kebetulan berada di areal tambang. Hasilnya ada resapan air bawah tanah, tetapi kita belum bisa masuk lorongnya karena tertutup air," jelas Nafik.

Nafik menyebut, ditemukan goa baru yang ada aliran sungai bawah tanah ini membuktikan bahwa Desa Jadi merupakan daerah tandon air bawah tanah di Kabupaten Tuban. Dan harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk nilai konservasi.

"Untuk kedalaman goa dari permukaan sekitar 25 meter, kalau dari titik tambang kedalaman mencapai 7 meter, dan kedalaman air variatif sekitar 2 meter. Sementara ini lebar gua sekitar 3 meter," pungkasnya.
Sebuah gua ditemukan di lokasi penambangan batu kapur, Dusun krajan, Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Gua tersebut ditemukan Kamis (2/8/2018), sekitar pukul 15.30 WIB, oleh seorang penambang tradisional yang juga warga setempat.

Warga yang tengah melakukan aktifitas penambangan batu kapur tradisional di lokasi.
Sudaryono mengatakan, saat itu dia telah memotong batu kapur, lalu terdapat sebuah lubang kecil yang berhembus angin dari dalam.

Mengetahui itu, penambang yang juga warga sekitar tersebut akhirnya membuat lubang yang cukup untuk orang dewasa masuk.

"Ya awalnya saya menambang batu kapur, ternyata ada lubang yang didalamnya terdapat gua," ujarnya, Jumat (3/8/2018).

Di dalam ternyata terdapat stalagtit dan stalagmit yang sangat indah, menyatu dengan langit-langit goa.
Ada stalagtit dan stalagmit, kondisi masih alami. Alasnya juga masih tanah liat," terang dia ditemani warga lain
Dari hasil identifikasi bersama warga lainnya, gua tersebut diperkirakan memiliki panjang sekira 250 meter.

Rinciannya, dari titik pintu turun ke timur panjangnya 200 meter, sedangkan ke barat sekira 50 meter.

Warga belum bisa melakukan penyusuran sepenuhnya, diperkirakan masih ada ruang yang belum teridentifikasi.
"Sementara panjangnya gua sekira 250 meter, masih belum kita ketahui sepenuhnya," pungkasnya. (surya)
Penemuan gua alami di lokasi penambangan batu kapur Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim) tidak hanya menarik perhatian masyarakat. Namun, juga mengundang sejumlah tim ahli pemerhati gua. 
Diantaranya, dari tim pemerhati gua dari Asosiasi Wisata Gua Indonesia (Astaga) dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mahipal) Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban. Mereka melakukan observasi masuk di dalam gua yang ditemukan oleh pemilik lahan tambang batu kapur.
Salah satu tim ahli dari pemerhati gua Astaga, Nafikurrohman menyampaikan, banyak potensi yang bisa dikembangkan di dalam gua tersebut. Termasuk pengembangan atau pengelolaan yang lebih setrategis. 

"Setelah melakukan penelitian, adanya banyak genangan air dan terbentuknya banyak ornamen. Air resapan dari permukaan ini, yang menjadi salah satu penyebab timbulnya ornamen stalagtit indah," kata Nafik.

Gua itu berada pada titik ketinggian 97 mdpl dengan koordinat 06°56’18.3″ S 111°59’52,7″ E. Tepat di pintu gua, terdapat lokasi pertambangan batu kapur warga setempat. Gua itu, kata dia, merupakan gua dengan air resapan yang sangat bagus.
Gua ini, lanjut dia, mempunyai kedalaman vertikal 6 meter dengan panjang lorong 214 meter, dengan masing-masing lorong mempunyai variasi keindahan ornamen yang berbeda. Bahkan, ornamen yang langka ini juga ditemukan di daerah karst Tuban maupun karts daerah Utara Jawa.

"Di ujung gua ini terdapat kolaman yang belum diketahui kedalaman dan panjangnya. Belajar dari gua Jati Jajar di Kebumen, dibalik kolaman dengan lorong yang sangat panjang. Tidak menutup kemungkinan di balik kolaman ini juga di temukan lorong," terang dia.

Astaga dan Mahipal Unirow sebagai kelompok pemerhati gua dan lingkunganya mengambil langkah awal pemetaan gua dan pendataan potensi. Hal ini bertujuan sebagai langkah awal memproteksi gua dan lingkunganya. 

Namun hal itu tidak bisa dilakukan dari sala satu kelompok saja dan butuh sinergi dari berbagai lini, baik pemerintah, masyarakat, pemerhati gua dan elemen lainnya.

seputartuban.com, SEMANDING – Penemuan Gua di Dusun Krajan, Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Kamis (2/8/2018) sempat menghebohkan warganet khususnya pengguna media sosial. Namun setelah ditinjau sejumlah pihak, Gua tersebut dinyatakan tidak layak jika dikunjungi publik atau menjadi tempat wisata.

RESMI DITUTUP : Kapolres Tuban, AKBP Nanang Haryono (tengah) saat meninjau lokasi penemuan gua, serta menutup dari akses masyarakat karena membahayakan
Menurut data yang diterima seputartuban.com di lokasi, penemuan gua itu awalnya diketahui oleh Totok Sugianto (23), salah satu pekerja tambang batu kumbung. Yakni saat proses memotong batu menjadi lapisan batu kumbung. “Ketika saya melihat luban kecil yang mengeluarkan angin dari dalam. Saya penasaran dan akhirnya saya coba perlebar lubangnya dan saya penasaran. Akhirnya saya masuk dengan 4 teman saya kedalam dan ternyata bagus sekali batunya,” terangnya.

Gua yang terdapat di kawasan lahan pribadi dengan kedalaman mencapai 10 meter itu mencapai panjang 250 meter. Hanya dapat dimasuki menggunakan tangga. Udara didalam masih cukup minim, tidak dapat bernafas lega ketika dimasuki banyak orang.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Pemkab Tuban, Suwanto, mengatakan banyak prosedur yang harus dilakukan untuk membuat wisata Gua. “Harus ada tim khusus yang menganalisa Gua Itu, layak atau tidak dari sisi keamanan dan akses jalan,” jelasnya.

Sabtu (4/8/2018) Kapolres Tuban, Nanang Haryono didampingi sejumlah Pejabat Utama (PJU) Polres Tuban juga meninjau lokasi disertai Forkopimka Semanding. Hasilnya gua tersebut harus ditutup dari pengunjung. Karena dinilai tidak aman.

Sehingga di kawasan pintu masuk gua, dipasang garis Polisi. “Kami minta Gua ini ditutup saja, karena sangat berbahaya bagi masyarakat yang mengunjunginya, dan jangan sampai ada korban jiwa di tempat ini,” tegasnya.(dihimpun dari berbagai sumber serta masyarakat setempat. Sutikno Arie).

Komentar