Bertaqwa 1

Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam, pencipta langit dan bumi, pengatur seluruh mahluk, bagi-Nya semua bentuk pujian di dunia dan di akhirat.
Kita memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya, serta berlindung dari segala kejahatan dan keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang mendapat petunjuk dari-Nya, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkannya maka tidak seorangpun yang dapat menunjukinya.
Allah SWT, berfirman:
(QS.An Nisa : 1).
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا - ١

Artinya: "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."

Tafsir Surah An Nisa Ayat 1
Dalam Tafsir Al Azhar, Buya Hamka menjelaskan, seruan Tuhan pada surah An Nisa ayat 1 pangkal ayat pertama, "Hai sekalian manusia! Bertakwalah kamu kepada Tuhanmu, yang telah menjadikan kamu dari satu diri" ini, tertuju pada seluruh manusia, tidak pandang negeri atau benua, bangsa atau warna kulit.

Ayat tersebut berisi dua peringatan, yakni supaya bertakwa kepada Allah dan supaya mengerti bahwa manusia di bumi adalah diri yang satu.

"Diperingatkan di sini dua hal, pertama supaya takwa kepada Allah, kedua supaya mengerti, bahwa sekalian manusia ini, di bagian bumi yang manapun mereka berdiam, namun mereka adalah satu belaka," tulis Buya Hamka.

Maksud dari diri yang satu dalam tafsir tersebut adalah Adam, di mana isterinya, Hawa, berasal dari tulang rusuknya. Ibnu Abi Syaibah dan Abd bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim menjelaskan, Mujahid memang menafsirkan demikian, bahwa diri yang satu adalah Adam.

Menurut Mujahid, tulang rusuk Adam yang digunakan untuk menciptakan Hawa adalah tulang rusuk kiri yang paling bawah.

Perihal penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, penciptaan itu terjadi ketika Adam sedang tidur. Saat Adam terbangun, ia kaget setelah melihatnya, lalu keduanya saling jatuh cinta.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muqatil, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Abu Hilal. dari Qatadah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan:

"Wanita diciptakan dari laki-laki, maka keinginan wanita dijadikan terhadap laki-laki; dan laki-laki itu dijadikan dari tanah, maka keinginannya dijadikan terhadap tanah, maka pingitlah wanita-wanita kalian."

Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
«إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ»

Artinya: "Sesungguhnya wanita itu dijadikan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Maka jika kamu bertindak untuk meluruskannya. niscaya kamu akan membuatnya patah. Tetapi jika kamu bersenang-senang dengannya, berarti kamu bersenang-senang dengannya, sedangkan padanya terdapat kebengkokan."

Demikian, semoga Allah SWT, selalu memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita bisa membedakan jalan yang benar dan bisa untuk mengikutinya. Sehingga kita menjadi orang yang beruntung baik di dunia maupun kehidupan di akhirat kelak. (Sutikno Arie).

Komentar