Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta segala puji hanya milik Allah semata. Begitu juga shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Para keluarga dan sahabat , para pejuang Islam, orang Sholeh, para Ulama yang mengamalkan ilmunya dan para pengarang yang Ikhlas.
Ya Allah, semoga, Saya mengunggah tulisan ini sebagai pengingat hati saya secara pribadi. Karena syair yang sangat indah ini dulunya sewaktu saya masih di pesantren di daerah pegunungan kecamatan Jabung, Malang. Biasanya kami para santri melafalkan syair tersebut setiap akan memulai pelajaran.
Syair Lam Yahtalim menjabarkan tentang beragam keistimewaan, kekhususan, dan ciri-ciri yang dimiliki Nabi Muhammad. Adapun bacaan Lam Yahtalim, lengkap dengan tulisan bahasa Arab, latin, dan artinya yang bisa dipahami umat Muslim adalah sebagai berikut.
لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طٰهُ مُطْلَقًا اَبَدًا
Lam yahtalim qaththuthaahu mutlaqan abada.
Artinya: "Nabi Muhammad tidak pernah bermimpi basah."
وَمَا تَثَا ئَبَ أَصْلًا ِفى مَدَى الزَّمَنِ
Wa maa tatsaa aba ashlan fii madazzamani.
Artinya: "Tidak pula pernah menguap selama hidupnya."
مِنْهُ الدَّوَا بُّ فَلَمْ تَهْرَبْ وَمَا وَقَعَتْ
Minhuddawaabu falam tahrob wa maa waqa’at.
Artinya: "Binatang-binatang pun tidak lari menjauh darinya."
ذُبَابَةٌ أَبَدًا فِى جِسْمِهِ الْحَسَنِ
Dzubaabatun Abadan fii jismihil khasani.
Artinya: "Dan seekor lalat tak pernah hinggap di tubuhnya yang indah."
بِخَلْفِهِ كَأَ مَامٍ رُؤْيَةٌ ثَبَتَتْ
Bikholfihi ka a maamin ru’yatun tsabatat.
Artinya: "Yang ada di belakang tampak nyata seperti di hadapannya."
وَلَايُرٰى أَثْرُ بَوْلٍ مِنْهُ فِى عَلَنِ
Walaa yuraa atsru baulin minhu fii ‘alani.
Artinya: "Tiada pernah terlihat bekas air seni yang dikeluarkannya."
وَقَلْبُهُ لَمْ يَنَمْ وَالعَيْنُ قَدْ نَعَسَتْ
Waqalbuhu lam yanam wal’ainu qad na’asat.
Artinya: "Meski matanya terpenjam, namun hatinya selalu terjaga."
ولَايُرٰى ظِلُّهُفِي الشَّمْسِ ذُوْ فَطَنِ
Walaa yuraa dhilluhu fissyamsi dzuu fathani.
Artinya: "Orang berakal tiada melihat bayangannya di bawah cahaya sang surya."
كِتْفَاهُ قَدْ عَلَتَا قَوْ مًا اِذَا جَلَسُوْا
Katfaahu qad ‘alatan qauman idzaa jalasuu.
Artinya: "Pundaknya tampak lebih tinggi dari pundak kaumnya saat duduk bersama."
عِنْدَ الْوِ لَادَةِ صِفْ يَا ذَا بِمُخْتَتَنِ
Indalwi laa dati shifyaa dzaan bi mukhtatani.
Artinya: "Ketahuilah saat terlahir ia sudah dalam keadaan dikhitan."
هَذِي الْخَصَا ئِصَ فَاحْفَظْهَ تَكُنْ أۤمِنًا
Hadziil khoshoo sho fakhfadhha takun a mina.
Artinya: "Perhatikanlah berbagai keistimewaan ini."
مِنْ شَرِّ نَارٍ وَسَرَّ اقٍ وَمِنْ مِّحَنِ
Minhu syarri naarin wa sarraqin wa min mikhani.
Artinya: "Engkau akan aman dari bahaya api, para pencuri, dan fitnah kehidupan."
Lam Yahtalim atau yang memiliki judul lengkap Lam Yahtalim Qotthu Thoha ini dikutip dari kitab Maraqil Ubudiyyah ala Bidayatil Hidayah yang ditulis oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani. Kitab ini menjelaskan lebih lanjut isi dari kitab Bidayatul Hidayah karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghozali.
Semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan menjadikan hati kita semakin bertambah tebal keimanan kita.( Wassalam, Sutikno Arie).
Komentar
Posting Komentar