Kenali Dirimu Dengan Kesabaran

Allah SWT, memerintahkan agar kita lebih mengenal keberadaan diri kita sendiri, supaya kita bisa mengendalikan diri kita sendiri dengan baik, mawas diri serta merenung dari apa yang baru saja kita kerjakan. "Maka baik itu terbagi atas dua bagian : yang pertama baik pada dzahir, yaitu elok rupa pada dzahir seperti yang telah engkau ketahui akan hal yang demikian itu yang dapat dilihat oleh mata kepala. Dan yang kedua, yaitu baik batin ( baik perangai). Perangai yang baik ialah berbuat taat melaksanakan kuwajiban yang diperintahkan Allah SWT, dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sesungguhnya telah nyata dengan hadits Nabi Shalallahu alaihi wassalam, bahwasanya asal kemuliaan manusia itu dari hati. Ahli ma'rifat meumpamakan hati itu sebagai raja, dan badan manusia itu ibarat Negeri tempat kerajaannya, dan segala anggota badan yang dzahir itu ibarat tentaranya.

Dan Murad (dikehendaki) yang dzahir itu seperti mata dan hidung,telinga, lidah, tangan, perut, Faraj dan kaki. Jika hati itu baik maka semua anggota itu akan baik dan sempurna badan itu, sebaliknya jikalau hati itu tidak baik maka binasalah badan itu.

Sehingga sifat yang baik selalu mempengaruhi semua anggota badan untuk selalu berbuat baik, seperti ikhlas dalam setiap ibadah. Seperti Zuhud yaitu tiada gemar kepada dunia. Seperti Warak yaitu meninggalkan segala yang haram dan segala yang syubhat, dan seperti sabar dan syukur, tawakal, mahabbah (cinta) serta Ridha segala yang menjadi ketetapan Allah.
Begitu juga murad maksiat batin, seperti riya' ujub, takabur, marah, hasad dan sangat cinta akan dunia.

"Man Arafa nafsahu faqat Arafa Rabbahu,"  barangsiapa mengetahui akan nafsunya, niscaya mengetahui ia akan Tuhannya.
Kita tengok nafsu yang mempengaruhi perilaku manusia dengan segala sifatnya akibatnya.

وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ

2. dan aku bersumpah demi nafsu lawwamah ( nafsu yang selalu mengajak berbuat jahat) jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri). (QS. Al-Qiyamah:2). Sifat yang selalu mencoba maksiat tetapi masih suka berbuat taat kepada Allah.

Yang ke dua, nafsu Amarah: yaitu nafsu yang menyuruh berbuat maksiat dan berbuat segala kejahatan yang tiada pernah menyuruh berbuat kebajikan tiada pernah mencela atas kejahatan. Ini martabat yang terbawah sekali.
Dan yang ke tiga nafsu Muthmainnah.

يٰۤاَيَّتُهَا النَّفۡسُ الۡمُطۡمَٮِٕنَّةُ
Yaaa ayyatuhan nafsul mutma 'innah
27. Wahai jiwa yang tenang

ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

Arab-Latin: irji'ī ilā rabbiki rāḍiyatam marḍiyyah

Artinya: Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Pelajaran Menarik Tentang Surat al-Fajr Ayat 27-30
Didapatkan beragam penafsiran dari beragam ahli ilmu terkait makna surat al-fajr ayat 27-30, antara lain seperti terlampir:

Kembalilah ke haribaan Rabbmu dengan hati yang rida dengan pahala yang sempurna yang kamu dapatkan, dan juga dalam keadaan diridai oleh-Nya karena perbuatan salehmu. (Tafsir al-Mukhtashar)

“Kembalilah ke haribaan Tuhanmu dan muliakanlah Dia dengan meridhai imbalan (dariNya), dan Allah akan meridhai amal shalihmu” (Tafsir al-Wajiz)

ارْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً (Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas) Puas dengan pahala yang Allah berikan kepadamu. مَّرْضِيَّةً (lagi diridhai-Nya) Diridhai di sisi-Nya. (Zubdatut Tafsir)

فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى

Arab-Latin: fadkhulī fī 'ibādī

Artinya: Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,

— Surat Al-Fajr Ayat 29
Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku yang saleh. (Tafsir al-Mukhtashar)

Masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu yang dekat (denganKu) (Tafsir al-Wajiz)

فَادْخُلِى فِى عِبٰدِى (Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku) Yakni masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku yang shalih. (Zubdatut Tafsir)

وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

Arab-Latin: wadkhulī jannatī

Artinya: masuklah ke dalam surga-Ku.

— Surat Al-Fajr Ayat 30
Masuklah bersama mereka ke dalam surga-Ku yang Aku siapkan untuk mereka.” (Tafsir al-Mukhtashar)

Masuklah ke dalam surgaKu yang sangat luas bersama mereka. Ibnu Abu Hatim dari Buraidah tentang firmanNya: {Ya Ayyatuhan Nafsu} [27] berkata: “Ayat ini diturunkan untuk Hamzah” sedangkan Ibnu Abbas berkata: ”Ayat ini diturunkan untuk Utsman ketika membeli sumur Ruma untuk memberi minum orang-orang muslim” (Tafsir al-Wajiz)

وَادْخُلِى جَنَّتِى (masuklah ke dalam surga-Ku) Yakni masuklah bersama mereka. Ini merupakan kemuliaan yang tidak ada tandingannya. (Zubdatut Tafsir)

Komentar