Imam Syafi’i Sang Jenius Legendaris Yang Selalu Di hati Nahdliyyin

foto illutrasi: Dokumen pribadi...
Saya mulai dengan menyebut Asma Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Juda segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang membimbing dari tipu daya dunia sehingga kita bisa terhindar darinya.

Beliau lahir tahun 150 H, yaitu pada tahun meninggalnya Imam Abu Hanifah rahimahullah. Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin Saib bin Ubaid bin Abdul Yazid bin Hasyim bin Al-Mutholib bi Abdi Manaf bin Qushai Al-Quraisy Al-Mathlabi Asy-Syafi’i Al-Hijazi Al-Maliki.

Beliau mengembara mencari ilmu agama, nahwu, adab dan juga fiqih, membaca Al-Muwatho’ dihadapan Imam Malik, bahkan menghafal lancar hingga Imam Malik kagum akan bacaannya. Kecerdasan yang luar biasa, akhlak yang mulia dan berpegang teguh dengan Sunnah. Selain itu beliau sering berdiskusi dengan Muhammad bin Al-Hasan di Irak, menyebarkan hadits, menanamkan kaidah-kaidah mahzhab dalam menetapkan hukum dan menyebarkan Sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dan Imamnya ahli hadits zaman itu, Abdurrahman bin Mahdi meminta beliau menulis sebuah buku tentang Ushul Fiqih.
Diantara Perkataan Mulia Beliau

Beliau seorang yang fakir, sebagaimana perkataannya : “ Aku tidak memiliki harta dan sejak kecil telah menuntut ilmu ( pada waktu berumur dibawah 13 tahun ) dan aku pergi belajar dengan meminta punggung kulit buku ( kulit buku yang telah dipakai) dan aku menulis pelajarannya di sisa kertas tersebut”.

Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan :
“Kebaikan dunia dan akhirat terdapat dalam 5 hal :
-Jiwa yang senantiasa merasa cukup.
-Menolak gangguan.
-Usaha yang halal
-Taqwa
-Selalu yakin terhadap Allah ‘Azza wa Jalla apapun yang terjadi .

"Harmalah berkata, “Aku mendengar Asy Syafi’i berkata, ‘ Aku mendambakan semua ilmu diamalkan oleh orang sehingga aku mendapatkan pahala, namun mereka tidak pernah memujiku‘”.
Bukti Kecerdasan Asy-Syafi’i

Ada sebagian ulama Iraq ingin menguji kecerdasan beliau dalam menjawab teka-teki yang rumit. Khalifah Harun Al-Rasyid yang sangat mengagumi kepandaian beliau juga hadir dalam majelis tersebut. Diantara teka-teki yang diajukan kepada beliau adalah :

 Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang menyembelih kambing dirumahnya kemudian dia keluar untuk suatu keperluan, lalu dia kembali lagi, lantas dia berkata kepada keluarganya, “ Makanlah kambing ini!, sungguh kambing ini haram bagiku!”, keluarganyapun berkata, “Demikian juga haram bagi kami”?.
Jawaban Imam Syafi’i rahimahullah :

“ Sesungguhnya laki-laki tersebut merupakan orang musyrik. Dia menyembelih kambing atas nama berhala, lalu dia keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan dan ternyata Allah memberi hidayah kepadanya. Untuk memeluk agama Islam lalu dia masuk Islam, maka kambing tersebut haram baginya. Ketika para keluarganya tahu bahwa lelaki tersebut masuk Islam, maka merekapun ikut masuk Islam, maka kambing tersebut juga diharamkan atas mereka”.

"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang baik, ia akan diberi pemahaman yang baik tentang hukum -hukum agama,' (HR. Bukhori -Muslim).
Semoga tulisan saya yang sedarhana ini bisa membawa manfaat bagi saya pribadi dan bagi keluarga, serta saudara yang membacanya.
Setiap kebaikan yang kita perbuat dengan hati yang ikhlas akan membawa manfaat bagi orang lain, akan dibalas Allah SWT, dengan kebaikan yang dilipatgandakan.( Sutikno Arie).

  

Komentar