Imam Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim ats-Tsa’labi dalam "Al-Kasyfu wal Bayan ‘an Tafsiril Qur’an" mengatakan bahwa peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah sangat banyak, dan bisa terbagi menjadi dua bagian.
- Ghazwah adalah peperangan yang dipimpin dan diikuti oleh Rasulullah.
- Sariyyah adalah peperangan yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan oleh Nabi Muhammad Saw. Beliau tidak ikut dalam peperangan ( tidak diikuti olehnya).
Seluruh peperangan selama masa hidup Rasul masih dibedakan antara keterlibatan langsung atau hanya mengatur dan mengarahkan pasukan. Peperangan di mana Nabi terlibat langsung hanya di 9 sembilan peperangan. Sementara peperangan lainnya Rasulullah hanya terlibat dalam mengatur dan mengarahkan pasukannya.
Sembilan jihad yang dipimpin oleh beliau secara langsung adalah: Perang Badar al-Kubra, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Bani Quraidhah, Perang Bani Musthaliq, Perang Khaibar, Pembebasan Mekkah, Perang Hunain, dan Perang Tabuk.
Dari berbagai peperangan yang dilakukan Rasulullah SAW, umat dapat mengenal tata krama yang luhur dan etika yang terpuji. Begitu pula, mereka dapat menyerap keyakinan yang lurus, ibadah yang benar, dan kecintaan untuk berjuang di jalan Allah SWT. Maka dari itu, tidak ada kematian yang diidamkan selain gugur sebagai seorang syuhada.
Menurut ash-Shallabi, khalayak dapat mengetahui bahwa penerapan hukum perang terjadi secara bertahap. Itu sesuai dengan situasi dan kondisi umat Islam di bawah pimpinan Nabi SAW.
Orang-orang kafir sudah sejak semula menunjukkan kebencian terhadap Islam. Mereka bahkan tidak segan-segan menyakiti Rasulullah SAW tatkala beliau masih tinggal di kota kelahirannya, Makkah al-Mukarramah.
Kemudian, turunlah izin dari Allah Ta’ala. Nabi SAW dan kaum Muslimin lantas hijrah dari Mekkah ke Madinah al-Munawwarah—dahulu bernama Yastrib. Di kota ini, Rasulullah SAW mengonsolidasi kekuatan umat Islam sembari tetap menghormati keanekaragaman masyarakat setempat.
Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya, dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka. (Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, tak lain karena perkataan mereka, 'Tuhan kami hanyalah Allah’” (QS al-Hajj: 39-40).
Semoga kita bisa mengenang perjuangan Rasulullah Saw. Betapa berartinya agar kita tidak terlena dengan keadaan yang kita rasakan sekarang ini, kita bisa merasakan ibadah dengan tenang dan nyaman. Semoga Allah SWT, selalu memberikan Taufik dan Hidayah -Nya, memberikan kekuatan lahir batin. Serta permohonan kami semoga tulisan ini membawa berkah dan manfaat bagi diri saya serta keluarga dan bagi kaum muslimin dan muslimat di dunia dan akhirat.
Selain itu saran kritik dan nasehat apabila ada kesalahan yang perlu dibenahi. Semoga Allah mengampuni dan memberikan bimbingan kita, Amien.
Wassalam
Sutikno Arie
Komentar
Posting Komentar