Dengan menyebut Asma Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta saya memuji sebanyak -banyaknya atas segala karunia yang telah kita terima dalam setiap keadaan, serta salam ta'lim pada junjungan kita Rasulullah Saw. Saya mohon petunjuk untuk menyusun mengenai "Rasa Syukur Kepada Allah SWT" semoga hati saya dijauhkan dari sifat egoisme dan semoga saya tetap tawakal kepada-Nya.
Bahwasanya, syukur itu diwujudkan dengan hati,lisan dan perbuatan. Syukur dengan hati adalah mengetahui bahwa berbagai kenikmatan Tersebut berasal dari-Nya. Syukur dengan lisan ialah dengan memuji dan menyanjung sang pemberi nikmat dengan memperbanyak kalimat thoyyibah. Sedangkan bersyukur dengan perbuatan ialah menggunakan kenikmatan tersebut dengan bersikap loyal dan rendah hati terhadap-Nya.
Bahwa syukur adalah pengakuan terhadap nikmat -nikmat Allah, memujinya atas kenikmatan tersebut dan menggunakannya dalam keridhaan Allah SWT. Yang bisa diwujudkan dalam bentuk keimanan yang bersih serta melakukan amal Sholeh.
Berupaya dengan sungguh-sungguh dalam ketaatan disertai dengan meninggalkan kemaksiatan, baik dalam keadaan sepi maupun ramai " La aziidannakum" maka ditambah dengan kenikmatan.
اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ
Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.(QS. Asy Syura: 23).
"Ghofur artinya Allah Maha Pengampun terhadap dosa, dan Syakur artinya Maha pembalas kebaikan sehingga Allah lipat gandakan ganjarannya."
Ketahuilah maksud ayat ini adalah menjelaskan bahwa barangsiapa yang selalu mensyukuri kepada nikmat-nikmat Allah, maka Allah akan menambahkannya dengan berbagai kenikmatan. Yang artinya bahwa balasan kebaikan akan kembali kepada pelakunya.
(QS.Al Luqman: 12)
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”
Dan setelah dijelaskan balasan bagi orang yang bersyukur kemudian di jelaskan bagi orang yang yang berlaku sebaliknya, Allah SWT, berfirman : wala in kafartum (dan jika kamu mengingkari) nikmat-Ku. Ini adalah bentuk "kufur Al ni'mah" ( mengingkari kenikmatan). Terhadap orang yang demikian Allah SWT, berfirman: Inna adzabi lasysdid (maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih). Ini merupakan ancaman berupa adzab terhadap pengingkar nikmat.
Karena adanya ancaman yang keras ini menunjukkan bahwa perintah "bersyukur" merupakan hukum wajib'
Allah Azza Wajalla, berfirman dalam (QS. Al Baqarah:152)
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Atas semua kenikmatan itu, Allah menyuruh kaum muslim untuk selalu mengingat-Nya. Maka ingatlah kepada-Ku, baik melalui lisan dengan melafalkan pujian, melalui hati dengan mengingat kekuasaan-Ku.
(QS. Al-Baqarah: 172)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Ini menunjukkan bahwasanya betapa indahnya nasehat Al Qur'an kepada mahluk yang bernama manusia yang sangat-sangat di manjakan Allah SWT. Namun tidak memiliki rasa malu, jika tidak mau bersyukur atas segala nikmat-Nya. Dan jika itu terjadi, maka: fa Inna llaha Ghoniyy Hamid (sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji). Yang berarti Allah tidak membutuhkan syukurmu dan Allah tidak akan mengurangi sifat Rahman-Rachim-Nya. Dan "Hamid" yang artinya Allah layak terhadap pujian karena kebesaran Nikmat -Nya, meskipun diantara manusia mereka ada yang tidak bersyukur. Namun,Dia (Allah) masih di puji selain mereka yang kufur yaitu para malaikat.
Betapa naifnya jika manusia masih melakukan pengingkaran terhadap Allah SWT.
Demikian uraian yang bisa saya sampaikan dalam tulisan ini, semoga bermanfaat bagi diri saya sendiri dan keluarga juga bisa membawa semakin bertambah keimanan kita. Yang harus kita lakukan bersyukur kepada-Nya, baik dengan hati,lisan maupun tindakan ( menaati syari'ah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari).
Maka terhadap pelakunya akan diberikan tambahan kenikmatan yang lebih besar, namun sebaliknya bagi yang mengingkari nikmat Allah, membangkang maka bersiaplah menerima adzab yang sangat dahsyat.
"Barangsiapa dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka diberi pengertian tentang ajaran agama.” (H.R. Bukhari, Muslim).
Seorang yang belajar ilmu agama, berarti tanda menjadi orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, begitu juga gurunya.
Semoga Allah yang Maha Aziz, meridhoi dan menambah kebaikan kita di setiap waktu.
Semoga kita menjadi orang yang mudah menerima nasehat yang baik.
Wassalam
Sutikno Arie
Komentar
Posting Komentar