Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet diboikot warga Lamongan, karena sosoknya sangat dihormati.
FAKTA – Lirik lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet bagi masyarakat Lamongan tidak pantas untuk dinyanyikan. Juga pendapat kalangan kiai, tokoh dan seniman di Kabupaten Lamongan dinilai tidak etis
merendahkan sosok yang begitu dihormati.
KH. Ahmad Muwafiq juga telah mengingatkan, seperti yang dikutip dari akun @gusmuwafiqchannel. Menurut Gus Muwafiq, panggilan akrabnya, Joko Tingkir adalah seorang ulama, kiai dan juga murid Sunan Kalijaga.
Selain itu, Joko Tingkir merupakan tokoh yang melahirkan ulama besar, salah satunya adalah KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yang juga kakek KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Makanya saya jengkel begitu ada lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet, ini siapa yang ngarang? Ngawur banget. Perlu diingatkan yang ngarang itu,” tuturnya.
Menyikapi persoalan ini, Sesepuh Seniman Lamongan Cak Narto Widodo turut angkat bicara. Ia mengaku, banyak saran dan masukan yang datang kepadanya. Sehingga ia juga mengimbau kepada seluruh artis dan seniman Lamongan untuk tidak menyanyikan lirik tersebut alias aksi boikot.
“Memperhatikan saran masukan dari banyak kiai sepuh, khususnya Gus Muwafiq, maka saya mengimbau pada seluruh artis dan seniman Lamongan untuk tidak menyanyikan Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. Hal ini kita lakukan demi menghormati dan bentuk ta’dzim kita kepada Joko Tingkir selaku ulama atau wali,” ujar Cak Narto, Rabu (10/8/2022).
“Soal arrangements-nya silahkan dipakai, tapi lebih baik dirubah saja diksi syairnya. Hal ini semata-mata demi menghormati dan menta’dzimi seorang Joko Tingkir yang Insya Allah adalah waliyullaah. Serta kami juga berharap keberkahan dari para kiai atas saran masukan,” terangnya.
Pihaknya juga khawatir, apabila tak menuruti petuah para kiai, hal ini bisa mengakibatkan kuwalat atau bala yang akan datang di kemudian hari.
“Saya atas nama Seniman Lamongan mohon maaf bila sudah terlanjur menyanyikan lagu Joko Tingkir, karena ketidaktahuan kami atau kebodohan kami tentang tokoh seorang Joko Tingkir. Wis ojo nyanyi lagu iku, toh lagu yang lain juga asyik-asyik saiki. Demi kebaikan kita bersama,” tutupnya.
Selanjutnya Dari kalangan pemerhati kebudayaan yang juga pensiunan guru, berpendapat. “Meskipun Joko Tingkir itu bukan menetap di Lamongan setidaknya beliau itu tokoh yang menjadi ikon yang dibanggakan bagi para penggemar bola, sebagai semangat pemersatu para suporter di wilayah Lamongan,” ujar Arifin katiq. (ari)
Komentar
Posting Komentar